Naikkan Pajak Gula Minuman 50 Persen, Efektif Turunkan Angka Obesitas di Inggris

04.57 Unknown 0 Comments

Angka obesitas di dunia ​terus meningkat​. Untuk menekan​ny​​a​, para pakar kesehatan usulkan peningkatan pajak gula hingga 50 persen!

Sejak tahun 2013 lalu pajak minuman bersoda di Inggris terbukti efektif kurangi angka obesitas. Menurut British Medical Association (BMA) pemungutan pajak minuman bersoda dapat mengurangi tingkat obesitas di Inggris sekitar 180.000 orang.

Tahun lalu, BMA juga mendesak agar minuman bersoda dikenakan pajak gula sebesar 20 pence atau sekitar Rp 4141. Dengan tujuan untuk mengurangi risiko obesitas jangka panjang yang dapat ditimbukan dari mengonsumsi minuman ringan.

Foto: Thinkstock

Salah satu studi yang dilansir dalam The Guardian (07/01), 10 persen pajak minuman manis di Meksiko telah sebabkan penurunan sebanyak 12 persen penjualan minuman manis. Sedangkan studi lain mengatakan, mengurangi jumlah gula dalam minuman ringan dan jus buah sekitar 40 persen selama lima tahun dapat mencegah 300.000 kasus diabetes di Inggris dan cegah 1,5 juta orang dari kelebihan berat badan atau obesitas.

Para pakar kesehatan di National Obesity Forum mengatakan, peningkatan sekitar 20 persen yang direkomendasikan oleh Public Health England tidak cukup​ ​membuat jera para pembeli minuman manis.

David Cameron, selaku Perdana Menteri Inggris dalam Independent (11/01) mengatakan, pemerintah bisa segera memperkenalkan retribusi minuman bersoda tahun ini untuk mengatasi lonjakan tingkat obesitas di Inggris. Menurutnya, konsumsi minuman manis juga berkontribusi terhadap penyakit jantung, kanker dan memiliki efek yang merugikan pada keuangan NHS (National Health Service).

Foto: Thinkstock

Prof Graham MacGregor, ketua Action on Sugar menjelaskan bahwa, untuk mengurangi jumlah gula dalam minuman ringan dan jus buah, perlu dilakukan peningkatan pajak yang sama seperti dengan alkohol dan rokok.

" ​Sepuluh ​persen atau 20 persen tidaklah cukup. Tetapi 50 persen nampaknya akan membuat pembeli berfikir dua kali untuk membelinya," jelas Tam Fry, juru bicara National Obesity Forum memberikan pendapatnya.


(odi/lus)